GENERASI MILENIAL HADIRKAN WISATA DI DESANYA
ERA sekarang sudah memasuki era milenial, artinya generasi milenial yang terlahir pada awal tahun 1980-an sampai pertengahan tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an sebagai akhir kelahiran (Wikipedia). Sebagai generasi milenial, produk teknologi zaman now sangat akrab dengan mereka, bahkan semakin dapat mengikuti gaya hidup mereka. Maka tidak heran bila generasi milenial ini sangat akrab dengan kemajuan teknologi, seperti penggunaan media sosial yang sedang berkembang di zaman now. Jadi, generasi yang lahir sebelum tahun 1980-an ya jangan berkecil hati, masih bisa kok mengikuti generasi milenial ini asal tidak malu bertanya hehehe.
Kondisi teknologi
zaman now yang diakrabi oleh generasi milenial yang bertempat tinggal di
beberapa Kabupten, seperti Kabupaten Magelang, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten
Klaten, sangat memberi dan meningkatkan wawasan mereka di belahan dunia lain,
di luar Indonesia. Mereka berselancar di media sosial setiap hari untuk
mengetahui perkembangan yang terjadi di daerah lain, bahkan di negara lain.
Mereka bisa mengetahui pembangunan dan perkembangan destinasi wisata/objek
wisata di daerah lain melalui media sosial, yang bisa mereka ketahui serta bisa
menyaksikan kondisi dan disain dari destinasi wisata tersebut..
Berdasarkan
kondisi dari destinasi wisata yang mereka lihat itu, generasi milenial/muda ini
berkumpul dan berdiskusi perihal yang mereka lihat di daerah lain tersebut,
sambil menghidupkan semangat mudanya untuk melihat kondisi desanya. Tentu
mereka mengidentifikasi kondisi desanya serta berpikir bagaimana menghidupkan
potensi desanya itu untuk dikembangkan menjadi sebuah desa yang akan dikunjungi
banyak orang. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk merogoh kantong pribadi
yang bersumber dari tabungan sendiri atau merayu orang tua untuk turutserta
memberikan modal awal dalam membangun dan mengembangkan potensi yang sudah ada
di desanya tersebut, agar ada orang (wisatawan) yang tertarik dan mau
berkunjung untuk melihat perubahan yang terjadi di desanya.
Sebagai
generasi muda dari daerah yang bisa dikatakan sumber daya manusia (SDM) yang
sudah agak maju pemikirannya, mereka sudah bisa melaksanakan pembangunan secara
bertahap beserta anggarannya. Waktu mereka memulai pembangunan destinasi
wisata, sebagian dari mereka mulai aktif memasarkannya termasuk cerita yang
menarik dari objek wisata tersebut. Untuk pemasaran, mereka tidak mengeluarkan
biaya, cukup dilakukan melalui media sosial seperti face-book, instagram,
grup whatsapp (WA), dan yang lainnya. Mereka ini sudah bisa membentuk
kelompok dengan pembagian tugas masing-masing serta bertanggungjawab pada tugas
yang mereka jalankan.
Sebagai
generasi yang lahir sebelum tahun 1980-an, saya sangat kagum pada keberadaan
generasi milenial ini. Mereka memiliki ide dan berusaha untuk mengungkapkan
kepada umum mengenai potensi yang dimiliki desanya. Kehebatan mereka lagi,
mereka aktif dan sangat bersemangat untuk turut memajukan desanya dalam bidang
pariwisata. Wah . . wah sebuah kekaguman yang tiba-tiba merasuk hati dan
perasaan saya. Mereka tidak menunggu perintah kepala desanya, apalagi menunggu
instruksi atau dana dari pemerintah daerahnya. Mereka memulai dari inisiatif
sendiri, menggunakan dana sendiri, dan memasarkan sendiri. Terus terang saya
sangat mengagumi generasi milenial ini, mereka tidak menunggu aba-aba dari
orang lain atau bermalas-malasan, tetapi mereka justru menjadi motivator untuk
menghadirkan wisata didesanya,
Mari kita
lihat salah satu destinasi wisata yang diprakarsai generasi milenial di wilayah
Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Awal mulanya,
anak-anak dan cucu-cucu mengunjungi destinasi wisata ini, sambil berselancar
dalam bingkai foto-foto selfie. Nah . . hasil foto lokasi dari destinasi wisata
ini, saya kirim kepada teman yang kebetulan bertempat tinggal tidak jauh dari
destinasi wisata ini. Saya sedikit bangga menceritakan destinasi wisata ini
kepada teman tersebut, sambil memuji-muji bahwa destinasi ini bagus untuk
wisata keluarga dan banyak lokasi yang bisa dijadikan objek berfoto selfie.
Saya cerita juga bahwa di lokasi itu terdapat juga beberapa usaha untuk
menyediakan makanan kecil yang bisa dimakan di lokasi itu dan bisa juga sebagai
oleh-oleh yang bisa dibawa pulang, bahkan telah disediakan juga beberapa tenda
pramuka yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat sekaligus bisa berbelanja berbagai
makanan kecil yang telah diusahakan oleh warga setempat.
Sumber: Gambar
yang sudah ada di google
Pada destinasi wisata ini terdapat sebuah aliran sungai kecil, lalu dibangun beberapa jembatan kecil untuk memudahkan pengunjung bisa melewati aliran sungai tersebut. Sungai ini tidak terlalu dalam, yah . . tidak sampai selututlah hehehe. Pemandangan di sana baik, bisa santai sambil istirahat serta bisa foto-foto selfie.
Nah . . foto
destinasi wisata ini saya kirim kepada teman tadi, sambil bercerita bangga. Wow
. . sudah ada lagi destinasi wisata baru di Kabupaten Sleman. Setelah gambar
lokasi diterima teman ini melalui WA yang saya kirim, dengan kalem teman ini
berkata bahwa destinesi wisata itu bukan baru Bro. Sudah lama diinisiasi
generasi milenial Bang dan memang ramai dikunjungi para wisatawan. Malah
generasi milenial ini yang mengkoordinir beberapa usaha yang bisa berjualan di
situ, penyewaan tenda, termasuk parkir kendaraan dan tukang foto, Walah . .
walah ternyata saya yang kurang piknik nie hehehe.
Demikian juga destinasi wisata di Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Seorang teman bercerita bahwa yang menginisiasi destinasi ini adalah generasi milenial yang melihat ada sebuah aliran sungai yang arusnya lumayan deras melewati desanya. Anak-anak muda ini mencoba bermain arung jeram di aliran sungai ini, dan ternyata mereka merasa senang dan menikmati hehehe. Bermula dari kegiatan yang mereka lakukan ini, timbul ide untuk menjadikan aliran sungai ini sebagai tempat wisata arung jeram (pengunjungnya ya generasi muda). Mereka memulai menangani aliran sungai ini sejauh 1 (satu) Km saja, lalu mereka kembangkan secara bertahap sekian kilometer, sehingga sekarang sudah dapat mencapai 18 Km dengan waktu perjalanan 2,5 jam pengarungan. Mereka terus memasarkan wisata arung jeram ini melalui media sosial. Mereka mulai bercerita bahwa aliran dari sungai ini terlihat jernih, dikelilingi hutan dan pemandangan desa setempat seperti bambu, pisang, kelapa, dan para warga yang sedang memancing hehehe. Bagi yang mau melakukan wisata arung jeram, jangan takut dan gelisah, karena disediakan perahu, pemandu, pelampung, camilan siang sambil mengambil waktu istirahat secukupnya, terus melanjutkan perjalanan wisata arung jeram lagi.
Sumber: Gambar yang sudah ada di google
Kalau sekarang sih sudah enak karena destinasi wisata arung jeram ini sudah jadi. Barangkali yang menarik adalah awal mulanya terjadinya destinasi wisata ini, diinisiasi oleh generasi milenial untuk melakukan kegiatan arung jeram di aliran sungai tersebut. Mereka aktif untuk melakukan koordinasi kepada warga masyarakat untuk membantu mengusahakan berbagai kebutuhan para wisatawan yang melakukan kegiatan wisata arung jeram. Karena sudah berhasil dan terkenal serta banyak dikunjungi para generasi muda dari daerah lain, lalu warga masyarakat di desa tersebut tertarik untuk berusaha menjadi operator, untuk menangani dan mengelola kebutuhan para wisatawan yang mau melakukan kegiatan wisata arung jeram di daerah ini.
Inisiasi
generasi milenial yang lain yaitu destinasi wisata yang terdapat di Kabupaten
Klaten Propinsi Jawa Tengah yaitu mengusahakan adanya kolam renang di desa
mereka. Berita kolam renang ini saya tahu sejak seorang teman mengajak untuk
berenang di Klaten. Katanya air jenih dan bisa berfungsi untuk menyehatkan
tubuh. Kolam renang yang lain, bisa menyembuhkan penyakit asam urat, diabetes,
dan penyakit lainnya. Mendengar berita ini tentu sangat mengagetkan, kok ada
kolam renang yang bisa menyembuhkan penyakit bila berenang atau merendam tubuh
di kolam renang itu. Memang di sana ada beberapa kolam renang yang diinisasi
generasi milenial yang mendapat dukungan dari kepala desanya.
Awal ceritanya
menurut teman ini, ada beberapa orang generasi milenial berkumpul dan bersama-sama
menghadap sang kepala desa untuk menjadikan aliran sungai di dalam tanah itu
sebagai kolam renang di desanya. Airnya sangat jernih dan bersih serta tidak
berbahaya. Informasi yang baik ini langsung ditangkap dengan baik oleh kepala
desanya, sekaligus menyerahkan kepada mereka untuk melakukan koordinasi dan
penanganannya, termasuk nanti pemasarannya.
Semangat
generasi milenial ini ditangkap dan diwadahi oleh kepala desanya, sekaligus mendorong
adanya kolam renang yang dibangun dan dikembangkan, termasuk penanganan kolam
renang yang lain. Peruntukkannya kolam renang itu harus jelas ya, artinya
sebelah mana yang boleh direnangi anak-anak, dan sebelah mana yang
diperuntukkan bagi orang dewasa.
Sumber: Gambar yang sudah ada di google
Pada waktu sekarang, kolam renang ini sudah sangat ramai, bahkan berbagai usaha di area kolam renang ini sudah banyak yang hadir dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang datang untuk berenang di kolam renang ini. Yah . . biasalah dimana banyak orang yang datang di suatu tempat, otomatis usaha warga sekitar destinasi wisata kolam renang ini akan bermunculan dalam upaya memenuhi berbagai kebutuhan orang yang datang di tempat itu, seperti makan dan minum. Hal yang tumbuh lagi adalah pengelolaan tempat parkir roda 2 (dua) dan roda 4 (empat), termasuk toilet/kamar mandi dan berbagai kebutuhan alat renang yang lain seperti baju/celana renang, kacamata renang, topi renang, kaki katak (fins), papan pelampung, hand paddle (dayung tangan), ban renang, handuk, dan lain-lain kebutuhan.
Hal yang
disebutkan di atas baru berupa wisata yang berkaitan dengan air. Bagaimana dengan
wisata gunung, wisata pantai, wisata agro, dan jenis wisata yang lain. Tentu
ide dan inisiatif dalam mengembangkan potensi desa bisa bersumber dari pengurus
desa, generasi milenial, dan dari perorangan/investor yang berkenan
menghidupkan potensi desanya. Artinya, untuk menciptakan wisata di desa tidak
harus menunggu dana dan ide dari pemerintah daerah, tapi bisa juga inisiatif dari
desa dan warganya, termasuk ide/inisiatif dari akademisi yang mau mendampingi
dan mendorong sebuah desa untuk memanfaatkan potensi yang ada di desanya.
Supaya potensi desa ini tumbuh dan menarik tampilannya, tentu perlu dipoles
atau didisain sedemikian rupa supaya semakin merasuk di hati, sehingga nantinya
akan menghadirkan orang lain untuk berwisata di desanya.
Post a Comment for "GENERASI MILENIAL HADIRKAN WISATA DI DESANYA"